>Hengkang…
Entah kenapa Yang Tak Bernama itu tandus,
Ketika masih berhadapan jejak yang belum kering
Ketika masih berharap akan ada jejak lagi, tapi terbalik
Dengan lima jari mendatangiku…
Ouch!!!
Memaksa mata mendelik…
Heh, apa kau mau main petak umpet?
Oops!!
aku lupa tentang nama
nama yang tak mau mengeja…
Heh, memangnya kau anak TK?
Hah…
Perkusi itu makin tak bertuan
Makin awut-awutan
Menabuh sembarangan
Berlompatan dan beterbangan
kenapa?
Ah. . .
memang tak pernah akan mau mengerti. . .
Bahkan pukulan genderang itu makin tak beralasan
Aku masih di sini
Tapi sutradara menuduhku pergi
Ternyata ia yang menabuh tak beraturan
Yah…
seberapapun aku beralibi
Itu tak berarti
Aku mengerti
Karna aku hanya sampah,
Yang dipungut saat gundah. . .
nb:
merindumu yang menuduhku macam2